Analisis Foto Jurnalistik

Oleh : Lusi Gasela (1211405080)
Ilmu Komunikasi  Jurnalistik 5 C

Spot News Foto



Analisis :
  • Pengambilan angle foto menggunakan normal angle atau eye  angle.
  • Foto ini diambil tepatnya pada bulan april, di desa bojong asih, dayeuhkolot bandung.
  • Termasuk kedalam Spot News Photo karena, foto diambil secara spontan tanpa rencana, kejadian terjadi begitu saja.


General News Foto


Analisis :
  • Subjek  terletak di tengah  foto/ midle shoot
  • Foto diambil ketika ada pelantikan anggota baru karate di UIN SGD.
  • Termasuk kedalam  General News Photo, karena moment termasuk kedalam kejadian terencana .


Feature Foto


Analisis :
  • Teknik pengambilan foto menggunakan angle Bird Eye, karena pengambilan gambar  dari sudut super tinggi dan jarak jauh.
  • Foto ini dokumentasi milik KOSKAS Bandung (Komunitas Sepeda Kaskus) pada saat touring ke tangkuban parahu.
  • Termasuk Feature foto karena dapat mendukung berita atau artikel tentang Komunitas KOSKAS Bandung


People In The News Foto


Analisis :
  • Teknik pengambilan foto menggunakan angle Normal Angle atau Eye Level.
  • Subjek terletak pada tengah foto atau Midle Shot
  • Foto diambil ketika Jurnalistik UIN bandung mengadakan kunjungan ke Mahkamah Konstitusi pada tahun 2011.
  • Termasuk People in the news photo karena didalam foto terlihat ada seorang tokoh.


Human Interest


Analisis :
  • Teknik pengambilan foto menggunakan angle Normal Angle atau Eye Level.
  • Foto diambil di dayeuhkolot tepatnya di jembatan citarum.
  • Termasuk foto Human Interest karena, objek foto yakni pemulung yang sedang memulung di tengah lautan sampah yang terdapat dalam sungai, dapat menggugah emosi menyentuh perasaan


Happy News Foto


Analisis :
  • Teknik pengambilan foto menggunakan angle Normal Angle atau Eye Level. Karena Objek sejajar dengan kamera.
  • Foto diambil kerika saya menjadi relawan di Rumah Pelangi,di manggahang, baleendah bandung.
  • Termasuk Happy News Foto karena, di foto tergambarkan keceriaan anak-anak yang sedang belajar sambil bermain.


General News Photo


Analisis :
  • Teknik pengambilan foto menggunakan angle Normal Angle atau Eye Level. Karena Objek sejajar dengan kamera.
  • Foto diambil ketika Jurnalistik UIN bandung mengadakan seminar Media Televisi& Enterpreneur Mahasiswa.
  • Termasuk kedalam General News Foto karena memuat berita terencana, kejadiannya terencanakan.




 

Jenis-Jenis Fotografi

 Dalam dunia fotografi banyak dikenal jenis-jenis fotografi yang dapat dijadikan spesialisasi Anda, baik fotografer profesional maupun amatir mempunyai spesialisasi atau ketertarikan yang berbeda terhadap jenis fotografi. Seorang fotografer profesional boleh jadi menjadikan fotografi jurnalistik sebagai spesialisasi nya sedangkan fotografer amatir boleh jadi tertarik pada fotografi makro. Tidak ada aturan yang baku mana jenis fotografi yang harus Anda pilih, itu semua tergantung pada ketertarikan Anda saja. Berikut adalah beberapa jenis-jenis fotografi yang umum diketahui.

1. Fotografi Jurnalistik (Photojournalism)




Meskipun fotografer amatir bisa masuk ke jenis fotografi ini tanpa pelatihan formal, namun fotografi jurnalistik sering terbatas pada fotografer profesional. Salah satu alasan jurnalistik umumnya dilakukan olehh para profesional adalah bahwa fotografer harus benar-benar yakin bahwa jepretannya harus mempertahankan keaslian peristiwa yang sebenarnya. Fotografi jurnalistik membutuhkan fotografer nya untuk memotret sesuai dengan fakta aslinya, tidak ada perubahan atau tidak ada manipulasi terhadap peristiwa aslinya. Foto dari fotografi jurnalistik sering berupa foto yang bermakna kuat yang melibatkan pemirsa atau pembacanya ke dalam suatu cerita. Untuk mengetahui bagaimana cara dan mempunyai feeling yang kuat dalam mengambil gambar dengan menangkap emosi yang asli sering dipelajari hanya melalui praktek dan pengalaman yang bertahun-tahun.

2. Fotografi dokumenter (Documentary Photography)


Foto dokumenter menceritakan sebuah peristiwa dengan gambar. Perbedaan utama antara fotografi jurnalistik dan fotografi dokumenter adalah bahwa fotografi dokumenter dimaksudkan sebagai dokumen sejarah era politik atau sosial, sementara fotografi jurnalistik berisi peristiwa tertentu atau kejadian tertentu saja. Seorang fotografer dokumenter mungkin memotret serangkaian gambar dari tunawisma di pusat kota atau rentetan peristiwa pertempuran internasional. Setiap topik dapat menjadi subyek fotografi dokumenter. Seperti foto jurnalistik, fotografi dokumenter berusaha untuk menunjukkan kebenaran tanpa memanipulasi gambar.  

3. Fotografi Aksi (Action Photography)


Seorang fotografer profesional yang mengambil foto aksi dapat mengkhususkan diri dalam berbagai objek yang berbeda, fotografi olahraga adalah salah satu jenis aksi tercepat dan paling menarik dari fotografi. Seperti halnya memotret suatu aksi, seorang fotografer olahraga yang handal harus tahu objek nya dengan baik untuk mengantisipasi kapan harus mengambil gambar. Aturan yang sama berlaku untuk fotografer yang mengambil foto aksi hewan di alam atau foto anak-anak bermain bola di sawah.


4. Fotografi Makro (Macro Photography)


Fotografi makro adalah jenis fotografi dengan pengambilan gambar dari jarak dekat. Fotografi ini membutuhkan peralatan yang canggih dan mahal, akan tetapi fotografer amatir dapat berlatih dengan menggunakan mode macro pada kamera digital. Objek fotografi makro dapat berupa serangga, bunga, bulir air atau benda lain yang kalau di close-up kan akan menghasilkan detail yang menarik.


5. Fotografi Mikro (Micro Photography)


Fotografi mikro menggunakan kamera khusus dan mikroskop untuk menangkap gambar objek yang sangat kecil. Kebanyakan aplikasi fotografi mikro paling cocok untuk dunia ilmiah. Misalnya, fotografi yang digunakan dalam disiplin ilmu yang beragam seperti astronomi, biologi dan kedokteran.


6. Fotografi Glamour (Glamour Photography)


Orang awam kadang-kadang menyamakannya dengan pornografi, mungkin karena menampilkan ke seksian dan erotis tetapi sebenarnya bukanlah suatu hal yang porno. Alih-alih berfokus pada ketelanjangan atau pose seram, fotografi glamour berusaha untuk menangkap objek dalam pose yang menekankan kurva dan bayangan. Seperti namanya, tujuan fotografi glamor adalah untuk menggambarkan model dalam cahaya glamor.


7. Fotografi Aerial (Aerial Photography)


Seorang fotografer aerial mempunyai spesialisasi dalam mengambil foto dari udara. Foto dapat digunakan untuk survei atau konstruksi, untuk memotret burung atau cuaca pada film atau untuk tujuan militer. Fotografer aerial biasanya menggunakan pesawat, parasut, balon dan pesawat remote control untuk mengambil foto dari udara.


8. Fotografi Bawah Air (Underwater Photography)


Fotografi bawah air biasanya digunakan oleh penyelam scuba atau perenang snorkel. Namun, biaya scuba diving, ditambah dengan peralatan fotografi sering mahal dan berat di bawah air, membuat ini salah satu jenis kurang umum dalam dunia fotografi. Demikian pula jika seorang fotografer amatir yang sudah memiliki peralatan fotografi bawah air dan peralatan scuba, mengambil gambar bawah air dapat menjadi sesuatu yang sulit, karena kacamata scuba yang besar dan mendistorsi visi fotografer

9. Fotografi Seni Rupa (Fine Art Photography)


Fotografi seni rupa, juga dikenal hanya sebagai fotografi seni, mengacu pada cabang fotografi yang didedikasikan untuk memproduksi foto untuk tujuan murni estetika. Fotografi seni, yang biasanya dipajang di museum dan galeri, umumnya berkaitan dengan penyajian benda-benda yang indah atau benda biasa dengan cara yang indah untuk menyampaikan intensitas dan emosi.

10. Fotografi Pernikahan (Wedding Photography)


Fotografi pernikahan adalah campuran dari berbagai jenis fotografi. Meskipun album pernikahan adalah sebuah foto dokumenter dari hari pernikahan, foto pernikahan dapat diolah dan diedit untuk menghasilkan berbagai efek. Sebagai contoh, seorang fotografer bisa mengolah beberapa gambar dengan toning sepia untuk memberi mereka lihat, lebih klasik abadi.Sebagai tambahan, seorang fotografer pernikahan harus memiliki keahlian dalam fotografi potret, mereka juga harus menggunakan teknik foto yang glamor untuk mengabadikan momen terbaik.

 

Macam-macam Angle

Angle adalah sudut pengambilan gambar. Istilah angle ini berlaku baik dalam pengambilan gambar foto maupun video. Penentuan angle secara tepat akan menghasilkan shot yang baik. Angle dapat mempengaruhi emosi dan psikologi penonton, karena shot yang dihasilkan bisa bersifat obyektif, subyektif, atau merupakan sudut pandang tokoh dalam film?
Ada beberapa macam jenis angle Berdasarkan ketinggian kamera dari subyek yaitu :


  • Normal angle
  • High Angle
  • Low Angle
  • Bird Eye
  • Frog Eye


Normal Angle atau Eye level
Normal Angle atau Eye level. Ini adalah sudut standar atau normal. Pada sudut ini, kamera diletakkan sejajar dengan objek. Efek yang ditimbulkan dari sudut pandang ini adalah pandangan normal atau seperti kita melihat langsung ke objek dengan mata kita.



High Angle
High Angle. Istilah ini dipakai ketika kita mengambil gambar dari sudut tinggi. Letak kamera lebih tinggi dari pada objek sehingga kamera menunduk kebawah. Angle ini menimbulkan efek kecil atau luas.(bila pada model, maka wajh akan tampak lebar dan kaki kecil)




Low angle
Low angle . Istilah ini dipakai ketika kita mengamnbil gambar dari sudut rendah. Letak kamera berada dibawah objek (point of interest). Efek yang ditimbulkan dari sudut pandang ini adalah kesan besar atau raksasa. Teman-teman pasti inget kan film ultraman atau power ranger waktu kita kecil dulu ? yah… untuk mendapatkan efek membesar menjadi raksasa seringkali digunakan trik kamera ini. Juga pada gedung-gedung agar terlihat lebih megah maka biasanya sudut low angle sering jadi favorit para fotografer.



Bird Eye
Bird eye . Istilah ini dipakai ketika kita mengamnbil gambar dari sudut super tinggi dan jarak jauh. biasanya dipakai ketika ingin mendapatkan efek keramaian (keramaian di pasar misalnya) atau luas (gurun). untuk mendapatkan gambar seperti ini kita perlu berada di tempat yang tinggi (puncak gunung, bukit) atau bila dalam vidio biasa mekakai helicopter atau jimmy jeep. efek ini disebut bird eye karna gambar yang di dapat seperti penglihatan burung ketika terbang diangkasa



Frog Eye
Frog eye . Istilah ini dipakai ketika kita mengamnbil gambar dari super super rendah dan jarak dekat. biasanya dipakai ketika ingin mengesankan megah atau besar (misal ketika kita memotret bangunan tinggi dari bawah). masing inget film ultraman kan ? ya… untuk mengesankan ultraman berubah menjadi raksasa maka kameraman menggunakan angle ini. Disebut frog eye karena dengan sudut ini maka seperti penglihatan seekor katak.


 

Jurnalistik Foto dan Foto Jurnalistik


JURNALISTIK foto (Photo Journalism) yaitu proses atau aktivitas jurnalistik berupa fotografi, pemotretan, atau pengambilan gambar. Jurnalistik foto menghasilkan  gambar yang bernilai berita –”foto jurnalistik”, “foto berita” (foto bernilai berita), atau “berita foto” (berita berbentuk foto). Situs photography.com mendefinisikan jurnalistik foto sebagai “wilayah fotografi yang didedikasikan untuk mengambil gambar yang akurat dari sebuah peristiwa aktual” (an area of photography dedicated to taking accurate shots of current events).

Fungsi foto jurnalistik adalah untuk melengkapi teks berita, menambah daya tarik berita, memperkuat bukti kejadian, atau ilustrasi. Foto Jurnalistik lazim pula menjadi berita tersendiri yang disebut “berita foto” atau “foto berita” dengan sebuah caption(keterangan foto) ringkas. Berita foto lazim muncul di halaman depan surat kabar berdampingan (atau “bersaing”) denganheadline. Wikipedia mencatat, Jurnalistik Foto adalah bentuk khusus jurnalisme (mengumpulkan, mengedit, dan menyajikan bahan berita untuk publikasi atau siaran) yang menciptakan gambar untuk menceritakan kisah berita. (Photojournalism is a particular form of journalism [the collecting, editing, and presenting of news material for publication or broadcast] that creates images in order to tell a news story). Foto Jurnalistik adalah produk wartawan foto (Photo Journalist). Seperti halnya wartawan tulis, Photo Journalist juga seorang reporter yang harus membuat keputusan secara instan dan membawa peralatan (kamera).

Karakteristik Foto Jurnalistik
Karakter Foto Jurnalistik identik dengan nilai berita (news values), yakni:
  • Aktual, gambar peristiwa terbaru.
  • Faktual, asli atau benar-benar terjadi, bukan rekayasa.
  • Penting.
  • Menarik.
  • Berhubungan dengan berita.

Jenis-Jenis Foto Jurnalistik
  • Spot news photo—foto yang diambil secara spontan, insidential, tanpa perencanaan, seperti foto bencana dan kecelakaan
  • General news photo –foto kejadian terencana, seperti foto pertandingan olahraga, peresmian, konser, dll.
  • Feature Photo –foto yang mendukung suatu berita atau artikel.
  • Essay Photo –kumpulan foto yang dapat “bercerita”.
  • Singe Picture –foto tunggal yang melengkapi sebuah artikel/berita.
  • Photo Story/Photo Esay –lebih dari satu foto yang “bercerita”, misalnya tentang kehidupan anak jalanan.
  • People in The News Photo –foto tentang orang/tokoh dalam suatu berita, misalnya foto presiden dalam sebuah acara.
  • Daily Life Photo –foto tentang kehidupan sehari-hari yang mengandung ketertarikan manusiawai (human interest),misalnya foto tukang sol sepatu, foto pengemis renta, dll.
  • Potrait –foto yang menampilkan wajah orang secara close up –mirip pasfoto KTP atau foto profile di Facebook.
  • Sport Photo –foto peristiwa olahraga.
  • Science and Technology Photo –foto peristiwa yang ada kaitannya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, misalnya foto-foto kedokteran, penemuan teknologi baru, dll.
  • Art and Culture Photo –foto yang dibuat dari pertunjukan seni dan budaya.
  • Social and Environment –foto tentang kehidupan masyarakat serta lingkungan hidupnya, misalnya foto penduduk sekitar TPA Sampah dan kegiatannya.
  • Jenis Fotografi (Umum)
  • Landscape –objek pemandangan.
  • Macro –objek utama benda-benda yang kecil, seperti semut, bunga, dll.
  • Panning –objek utamanya benda bergerak, seperti pemain yang belari, laju kendaraan, dll.
  • Night Shot –diambil pada malam hari.
  • Human Interest –foto yang menggugah emosi atau menyentuh perasaan, misalnya foto pengemis, kuli bangunan yang renta, dll.
  • Still Life –objek benda-benda di sekitar kita, misalnya buku di meja, gantungan kunci, mainan anak-anak, dll.

Kode Etik Jurnalistik Foto 

Fotografer juga memiliki kode etik, misalnya etika foto jurnalistik (Photojournalism ethics) versi jprof.com, antara lain tidak boleh ada rekayasa atau berbohong (Pictures don’t lie) dan jangan mengubah gambar. Jurnalis foto juga harus peka terhadap situasi dan orang-orang yang sedang bersedih, situasi kematian, mempermalukan seseorang, mencemarkan nama kelompok, seksualitas, serta merugikan harkat, martabat, derajat, nama baik serta perasaan susila seseorang.

Secara umum, jurnalistik foto harus mematuhi kode etik jurnalistik, seperti menghormati hak masyarakat untuk memperolah informasi yang benar, menempuh tata cara yang etis, tidak menyiarkan informasi yang bersifat dusta, fitnah, sadis dan cabul serta tidak menyebutkan identitas korban kejahatan susila, tidak menerima suap, dan  tidak menyalahgunakan profesi, serta segera mencabut dan meralat kekeliruan dalam pemberitaan serta melayani hak jawab.(Disusun oleh: Pery Mesquita)

 

Pengertian Foto Jurnalistik

Berbicara Fotografi Jurnalistik pada dasarnya berbicara masalah pemberitaan, namun penekanan disini mengacu pada teknik visualisasinya. Bagaimana sebuah gambar bisa mevisualisasikan suatu peristiwa kejadian di masyarakat sehingga pembaca atau menikmat dapat merasakan getaran yang ada di dalam gambar ketika di lihatnya. Fotografi Jurnalistik banyak digunakan dalam dunia pemberitaan dan foto-foto ini akan menghiasi rangkaian pemberitaan yang akan dikomunikasikan pada masyarakat melalui Koran, tabloid, majalah dan bulletin. Menurut Cliff Edom, salah satu guru besar dari Universitas Missouri Amerika Serikat, Fotografi Jurnalistik merupakan hasil perpaduam antara antara kata dan gambar atau Word and Picture. Bagaimana sebuah gambar yang ditampilkan bisa menguraikan sesuatu kata-kata dalam pemberitaan hingga dapat mempengaruhi pikiran orang. Pendapat senada juga diungkapkan oleh salah satu editor majalah Life yaitu Wilson Hicks, bahwa kombinasi antara kata dan gambar yang menghasilkan satu kesatuan komunikasi terdapat suatu kesamaan antara latar belakang pendidikan dan tingkat sosial pembacanya.

Sebuah uraian tentang Fotografi Jurnalistik secara lebih detil dikemukakan oleh Frank P. Hoy dari Sekolah Jurnalistik dan Telekomunikasi Walter Cronkite, Universitas Arizona Amerika Serikat mengupas tentang Karakter Foto Jurnalistik yang telah diuraikan dalam bukunya berjudul “Photo Jurnalism The Visual Approach” seperti berikut ini :
  • Foto Jurnalistik adalah komunikasi melalui foto (Communication Photography). Suatu    komunikasi yang dilakukan akanmengekspresikan pandangan wartawan foto terhadap suatu obyek, tetapi pesan yang disampaikan bukan merupakan ekspresi pribadi.
  • Mediun Foto Jurnalistik adalah media cetak Koran atau majalah danmedia kabel atausatelit termasuk internet seperti kantorberita (Wire Services).
  • Kegiatan Foto Jurnalistik adalah kegiatan melaporkan berita.
  • Foto Jurnalistik adalah paduan antara foto dan feks foto.
  • Foto Jurnalistik mengacu pada manusia, manusia adalah subyek dan sekaligus sebagai pembaca foto jurnalistik.
  • Foto Jurnalistik adalah komunikasi dengan orang bayak (Mass Audiences), ini berarti pesan yang disampaikan harus singkat dan harus segera diterima orang yang beraneka ragam.
  • Foto Jurnalistik juga merupakan hasil kerja editor foto.

Tujuan Foto Jurnalistik adalah memenuhi kebutuhan mutlak penyampaian informasi kepada sesame, sesuai amandemen kebebasan berbicara dan kebebasan pers (Freedom of Speech and Freedom of Press).